Seringkali kita temui dalam percakapan sehari-hari atau dalam media sosial, anak gen z atau millenials kerap menggunakan istilah-istilah baru. Salah satu istilah yang sering kita dengar adalah second choice. Lalu apa sih second choice itu?
Secara bahasa, istilah second choice dapat diartikan sebagai pilihan kedua atau alternatif setelah pilihan utama. Istilah second choice kerap kali ditemui di semua kondisi dalam suatu hubungan seperti pertemanan dan percintaan. Dalam suatu hubungan, menjadi second choice berarti situasi dimana seseorang merasa bahwa mereka bukanlah prioritas utama bagi pasangan atau teman dekat mereka. Meskipun tampak sederhana, namun istilah ini bisa saja memiliki dampak emosional yang besar. Seperti membuat seseorang merasa frustasi, rendah diri dan tidak dihargai.
Terus apa saja sih kalau seseorang hanya dijadikan second choice dalam suatu hubungan?
Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa tanda apabila seseorang hanya dijadikan second choice:
1. Hanya Menjadi Tempat “Back-Up”
Apabila seseorang merasa bahwa kita hanya dibutuhkan oleh teman atau pasangan kita dalam masa kesulitan, tetapi menghilang saat kita sendiri membutuhkan, maka bisa jadi kita hanya dijadikan cadangan saja bagi mereka.
2. Ketidaktersediaan emosional
Pasangan atau sahabat yang kita miliki mungkin tidak begitu sensitif terhadap perasaan dan kebutuhan kita. Mereka mungkin cenderung lebih terbuka dan responsif terhadap
orang lain daripada kepada kita yang mungkin membutuhkan dukungan atau perhatian.
3. Ketidakjelasan Peran dalam Hubungan
Apabila dalam suatu hubungan, kita selalu merasa tidak diakui atau dihargai dan seringkali tidak mendapatkan kepastian peran kita dalam hubungan tersebut.
4. Melupakan Momen Terpenting
Biasanya teman terbaik atau pasangan kita akan mengetahui hal-hal kecil tentang diri kita. Namun, kalau mereka selalu melupakan kebiasaan bahkan momen kebersamaan kita, ada kemungkinan mereka tidak menganggap kita seseorang yang penting.
5. Ketidakseimbangan dalam Pengorbanan
Selalu merasa bahwa kita selalu yang harus mengorbankan waktu, energi atau kebahagiaan demi pasangan atau teman terbaik kita, sedangkan mereka tidak melakukan hal yang sama untukmu.
Jika kamu mengalami beberapa ciri-ciri ini dalam hubunganmu, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk membicarakan perasaan kepada sahabat atau pasanganmu. Komunikasi secara terbuka dan jujur yang dapat membantu memperbaiki masalah dan memperkuat hubunganmu.
Ingat, jangan sakiti diri sendiri dengan berada di sekitar orang-orang yang tidak menghormatimu, karena kamu layak mendapatkannya sebagai prioritas, tinggalkanlah dan carilah lingkungkan yang positif.
Penulis: Nurkamala Dewi